Thursday, 2 April 2015

Kesalahan Mendidik Anak dan Cara Islami Memperbaikinya

"Kesalahan Orang Tua" |
Bismillahirrohmanirrohim..

Kesalahan Mendidik Anak dan Cara Islam Memperbaikinya’ karangan Dr. Muhammad bin Abdullah as Sahim yang diterbitkan oleh Media Hidayah.

Sedemikian kompleks mendidik anak, sebanding itu pula Alloh subhana wa ta’ala memberi pahala kepada orang tua yang mampu mendidik anak sesuai aturan-Nya. Jadi jangan sampai kita melakukan kesalahan-kesalahan yang disebutkan di buku ini ketika mendidik anak kita nantinya.

Tujuan tertinggi seseorang dalam mendidik adalah terealisasikannya pada diri anak didik: ibadah kepada Alloh, ikhlas karena-Nya, dan terhindar dari segala kesyirikan.

Sebagai orang tua, atau calon orang tua, memang sebaiknya kita mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum kelahiran anak kita, jadi ketika anak kita lahir, kita sudah mempunyai bekal yang cukup untuk mendidiknya.

Kalau sudah terlanjur punya anak dan menerapkan pendidikan yang ‘salah’ ada baiknya kita ubah dari sekarang. Karena mendidik anak tak semata hanya mengajari anak saja, tapi kita sebagai orang tua pun dituntut untuk selalu belajar.

Berpegang teguh dengan syariat Alloh, mengikuti sunnah Rasul dan berdoa kepada Alloh merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan mendidik anak.

Beberapa kesalahan dalam mendidik anak di antaranya:

1. Takut kepada manusia
Tanpa sadar kadang kala orang tua membelokkan anak didik dari perasaan takut diawasi oleh Alloh, kepada ketakutan dan rasa diawasi oleh manusia.

Contoh, perkataan orang tua (jangan terlalu sering untuk mengucapkan) :
  • Nak tinggalkan perbuatan ini supaya kau tidak ditertawakan orang!
  • Nak, lakukan ini supaya orang suka kepadamu!
  • Nak, apa yang akan dikatakan orang kalau kau melakukan perbuatan ini…
Dampak jelek:
  • Anak terbiasa menengok bagaimana respon manusia ketika hendak beribadah atau bermuamalah.
  • Anak akan cenderung melihat lingkungan dan buruk ketika lingkungan yang didapatkan buruk
  • Anak akan meninggalkan ibadah karena jauh dari control masyarakat dan hilangnya perasaan diawasi oleh Alloh.
  • Anak akan sangat mudah melakukan perbuatan dosa di saat tidak diawasi orang
Solusi:
  • Para pendidik menanamkan pada hati anak-anak kalian rasa diawasi oleh Alloh dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, beramal ibadah karena Alloh semata dalam keadaan sedih maupun senang.

“Barangsiapa mengharapkan ridha Alloh dengan rela mendapatkan murka manusia, maka Alloh akan mencukupkan dia dari tanggungan manusia; dan barangsiapa mengharapkan ridha manusia dan rela mendapat murka Alloh, maka Alloh akan jadikan dia tergantung kepada manusia.”

2. Mendidik anak dengan motivasi duniawi
Banyak kita dapati orang yang menghabiskan waktunya tanpa mengetahui hakikat tujuan hidupnya, mereka lalai akan tujuan hidupnya.

Contoh, perkataan orang tua :
“Berupayalah kamu untuk membangun masa depanmu” sehingga mencari sarana hidup pun menjadi tujuan utama. kita tidak mengatakan “kerjakanlah ini dan itu karena umurmu semakin bertambah.” karena kita tahu bahwa umur manusia terbatas. mengapa kita tidak memberinya keyakinan bahwa rizki untuk hidup di dunia ini sudah dijamin oleh Alloh sebagaimana kita memberinya keyakinan bahwa ajal itu tidak bisa dikurangi.

Dampak jelek :
  • Kesukaan anak yang berlebihan pada liburan dan ijazah, serta berbuat curang dalam ujian (bila mendapat kesempatan) karena anak didik tidak konsentrasi untuk meraih ilmu dari belajarnya, tapi hanya memandang sekolah sebagai formalitas untuk mewujudkan impian dan cita-citanya.
  • Anak lebih suka memperturutkan hawa nafsu, sibuk dalam urusan dunia, lalai akan tujuan hidup yang sebenarnya, merasa tentram dengan urusan dunia namun lalai dengan akhirat, serta hilangnya kemampuan yang telah Alloh amanahkan kepadanya.
  • Akan membelokkan anak dari tujuan hidup yang mulia, sehingga terbukalah peluang bagi musuh Islam untuk menguasai mereka
Solusi :
  • Seorang pendidik perlu menjauhkan anak didiknya dari hal-hal yang membawa kepada kebinasaan dan ketergelinciran, mengangkat derajad mereka dari derajad binatang menjadi derajad manusia yang mempunyai semangat untuk mengemban amanat.
  • Seorang pendidik perlu membuat anak didik mulia dengan memberinya risalah ilahi dan memberinya amanat kepemimpinan, sehingga tinggi semangat dan terarah hidupnya.
  • Menanamkan pada diri anak perasaan sebagai seorang Islam yang wajib berbeda dengan keyakinan dan kehidupan orang kafir dalam segala hal.
  • Menanamkan perlunya bergaul dengan orang-orang yang dekat kepada Alloh.
  • Memberikan pengarahan kepada anak dan mendorongnya untuk berperan serta mewujudkan cita-cita dan impian ridho illahi.
  • Memotivasinya agar menegakkan syariat secara individu di rumahnya, serta memanfaatkan waktu senggangnya untuk kegiatan yang bermanfaat.

3. Mendidik anak suka mengejek
Disebabkan berbagai macam nikmat pada diri seseorang, dan akibat didikan yang salah, maka muncullah anak sebagai seorang yang suka mengejek dan mencela.

Sebab :
  • Lalai terhadap ukuran Alloh yang telah ditetapkan sebagai pedoman dalam menghormati dan memuliakan seseorang (taqwa).
  • Lalai adanya adzab Alloh.
  • Ketidaktahuan akan peringatan dan larangan Alloh dan RasulNya tentang mengejek dan menghina kaum muslimin (karena boleh jadi mereka yang diejek lebih baik daripada mereka yang mengejek).
  • Mengganti ukuran Ilahi yang telah Dia tetapkan untuk mengukur derajat dan kemuliaan hambaNya dengan timbangan keduniaan jahiliyah seperti warna kulit, bangsa, tanah kelahiran, suku, dll

Dampak jelek :
  • Bila disebut-sebut orang yang terkemuka, dia sangat bersemangat karena dirinya merasa sepadan dengan mereka.
  • Bila disebut-sebut orang yang kaya dihadapannya, dia akan bertanya panjang lebar bagaimana cara mencari kekayaan tersebut. Bila yang disebut orang miskin, maka dia acuh tak acuh.
  • Anak merasa bangga ketika memakai mobil bagus, berpakaian trendy, dan kepada orang yang bermobil usang dia akan sombong.

Solusi :
  • Perlu diketahui sungguh-sungguh bahwa mengejek bisa mengeluarkan diri dari Islam, seperti; mengolok-olok Alloh, malaikat, para nabi, para rasul serta orang shaleh.
  • Perlu diketahui bahwa konsekuensi mengejek adalah adzab yang pedih.
  • Perlu disadari bahwa semua kenikmatan datangnya dri Alloh, maka selayaknya pujilah Alloh dan bersyukur kepadanya.
  • Ketika setan menghiasi diri kita untuk berbuat congkak, sadarlah bahwa semua nikmat itu adalah dari Alloh dan Alloh maha kuasa untuk mencabutnya juga. 
  • Mengajarkan tentang tauladan sahabat memuliakan saudara seimannya.

Ajak anak untuk mengikuti/menimba ilmu dan carikan mereka komunitas anak-anak yang baik

Ditulis Oleh : Rinaldi // Thursday, April 02, 2015
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment

Catatan :
-. Harap berkomentar sesuai dengan judul bacaan
-. Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan
-. Dilarang keras berkata kotor atau pornografi

Selamat berkomentar...!!!

TRAVEL TICKETING

PARENTING

More on this category »

HIKMAH

More on this category »

SHARING BLOG

More on this category »
 
rinaldipdg.blogspot.com. Powered by Blogger.